Total Tayangan Halaman

Jumat, 19 November 2010

ASIKNYA BERTANAM SECARA VERTIKULTUR

Bercocok tanam dilahan sih biasa, hampir semua orang mengetahui bahkan pernah melakukannya. Namun pernahkah anda medengar dan mencoba bercocok tanam secara vertikultur. Sistem tanam secara vertukultur merupakan sebuah trobosan pertanian saat ini. Sebagai wujud rekayasa teknologi yang sederhana. Cukup dengan lahan yang sempit dengan menggunakan sarana yang ada, sudah bisa menghasilkan tanaman yang produktif.
Asikan ?

Oke sebelum lebih jauh bagaimana teknisnya. Sedikit gambaran tentang vertikulur, biar tidak terjadi salah pemahaman. Prinsipnya vertikultur sama dengan budidaya tanaman pada umumnya, namun yang membedakan adalah pada sistem tanamnya.

Secara bahasa vertikultur dapat diartikan sebagai sistem tanam di dalam pot (dalam hal ini bisa bambu, paralon, talang, pot dan polibag) yang disusun/dirakit horizontal dan vertikal. Dilihat dari pengertian tersebut, maka vertikultur sangat cocok dikembangkan di lahan yang sempit, pekarangan dan sebagainya. Komoditas yang ditanam bisa sayuran maupun hortikultura atau tanaman hias. Sehingga sangat cocok bagi anda yang hobi tanam menanam.

Beberapa hal dalam bercocok tanama secara vertikultur yang perlu diperhatikan yaitu :
1. Tempat penanaman
2. Media tanam
3. Penanaman
4. Pemelihraan
5. Panen

TEMPAT PENANAMAN

Tempat penanaman merupakan hal prinsip yang membedakan antar vertikultur dengan budidaya tanaman secara umum. Ada beberapa model yang dapat diguanakan untuk mengembangkan vertikultur, yaitu rak gantung, vertikal dan rak permanen

a. Rak Gantung

Rak gantung bisa dibuat dengan menyiapakan sekitar tiga buah paralon/bambu/talang (pilih salah satu). Bahan tersebut dipotong ± 1 m, pada bagian ujung kedua sisi dihubungkan satu sama lain dengan kawat bendrat. Adapun jarak antar rak yaitu 40-50 cm. Jika rangkain rak telah siap tinggal digantung dimana keinginan yanng anda inginkan dengan memperhatikan prinsip estetika.

b. Vertikal
Sebenarnya untuk model vertikal bisa gunakan drum palstik, kaleng bekas, karung dan sebagainya. Namun kali ini kita coba gunakan paralon/bambu. Pertama-tama potong bambu/paralon sepanjang 120 cm, 100 cm tempat penanaman sedangkan 20 cm untuk ditanam ke dalam tanah. Selanjutnya untuk membuat lubang tanam di sepanjang bagian 100 cm dengan menggunakan bor listrik. Anda tentu saja bisa menggunakan alat lain seperti pahat, atau apa saja yang anda punya untuk membuat lubang. Lubang dibuat secara selang-seling pada keempat sisi bambu/paralon. Pada dua sisi yang saling berhadapan terdapat masing-masing tiga lubang tanam, pada dua sisi lainnya masing-masing dua lubang tanam, sehingga didapatkan 10 lubang tanam secara keseluruhan. Setiap lubang berdiameter kira-kira 1,5 cm, sedangkan jarak antar lubang di buat 30 cm.

Buat lubang tanam sesuai ukuran bambu dan karakteristik tanaman. Jika diilustrasikan dengan permukaan datar, posisi lubang-lubang tanam akan tampak seperti gambar di bawah ini.

c. Rak Permanen

Rak permanen dibuat sebagai tempat untuk meletakan tempat penanaman bisa berupa pot, polibag, talang dan sebagainya. Rak permanen dapat dibuat dengan bahan kayu atau bambu.

Model 1: Rak mini
Model 2: Bambu tingkat
Model 3: Rak bertingkat
Model 4: Rak sederhana

MEDIA TANAM

Media tanam yang digunakan adalah campuran antara tanah, pupuk kompos, dan sekam dengan perbandingan 1:1:1. Setelah semua bahan terkumpul, dilakukan pencampuran hingga merata. Tanah dengan sifat koloidnya memiliki kemampuan untuk mengikat unsur hara, dan melalui air unsur hara dapat diserap oleh akar tanaman dengan prinsip pertukaran kation. Sekam berfungsi untuk menampung air di dalam tanah sedangkan kompos menjamin tersedianya bahan penting yang akan diuraikan menjadi unsur hara yang diperlukan tanaman.
Campuran media tanam kemudian dimasukkan ke dalam wadah penanaman yang telah dibuat.

PERSIAPAN BIBIT DAN PENANAMAN

Persiapan tanam terdiri dari tiga tahap dalam proses ini, yaitu persemaian, pemindahan, dan penanaman. Seperti halnya menanam, menyemaikan benih juga memerlukan wadah dan media tanam. Wadah bisa apa saja sepanjang dapat diisi media tanam seperlunya dan memiliki lubang di bagian bawah untuk mengeluarkan kelebihan air. Misal menggunakan wadah khusus persemaian benih yang disebut tray dengan jumlah lubang 128 buah.
Dua-tiga minggu setelah persemaian benih sudah berkecambah dan mengeluarkan 3-4 daun. Idealnya, benih yang sudah tumbuh daun berjumlah 4-5 helai sudah layak dipindahtanamkan.
Siram hingga jenuh, ditandai dengan menetesnya air keluar dari lubang-lubang tanam. Setelah dirasa cukup, bibit bisa ditanam satu demi satu. Setiap lubang tanam dibolongi lagi tanahnya untuk memasukkan akar. Semua bagian akar dari setiap bibit harus masuk ke dalam tanah. Apabila ingin menanam sayuran seperti kangkung, sawi, selada dan sebagainya, bisa diawali dengan penyemaian terlebih dahulu. Pada waktunya bisa dipindah pada media tanam yang telah siap pada tempat penanaman.

PEMELIHARAAN DAN PANEN

Cara pemeliharaan pada sistem penanaman vertikut hampir sama dengan pemeliharaan tanaman pada umumnya.
a. Penyiraman, bisa dengan sistem tetes (irigasi drip) atau sistem langsung. Terpenting yang perlu diperhatikan jumlah air tidak boleh berlebihan, gunakan alat penyiram dengan sprayer atau alat semprot halus.
b. Pemupukan, untuk tanaman sayuran membutuhkan pupuk yang lebih banyak mengandung nitrogen. Pupuk diberikan setiap 5-7 hari sekali dengan dosis sesuai dengan fase pertumbuhan tanaman. Disarankan secara organik, artinya segala input berupa pupuk yaitu pupuk organik. Untuk pemupukan susulan bisa digunakan pupuk cair. Sekarang banyak produk pupuk cair organik dari pabrik. Anda tinggal gunakan dengan cara dan dosis yang dianjurkan pada kemasan. Apabila ingin buat sendiri pupu cair organik sebenarnya gampang. Sebagai contoh anda bisa gunakan daun gamal. Daun tersebut dihancurkan, kemudian direndam selama 24 jam, selanjutnya diperas. Air persan dicampur dengan air bersih 1:1 kemudian diemprotkan.
c. Pengendalian hama/penyakit
Lakukan pengamatan secara rutin apabila ada serangan hama/penyakit dapat dikendalikan secara mekanik. Jika perlu bisa gunakan pestisida nabati. Sebagai contoh ambil daun tembakau, haluskan dengan cara ditumbuk. Daun yang telah halus di rendam selama 24 jam dengan dicampur sabun colek. Hasil rendaman diperas dicampur dengan air 1 :1 dan bisa diaplikasikan pada tanaman yang diserang. Masih banyak lagi resep-resep pestisida nabati yang bisa dibuat, mungkin akan dibahas pada posting berikutnya.


PANEN

Kegiatan pemanenan dapat dilakuan apabila masanya tiba. Tentu waktu dan cara panen disesuaikan dengan jenis tanaman yang ditanam.. Namun ada kemungkinan hasil panen penanaman dengan sistem vertikultur lebih sedikit dibanding dengan penanaman di lahan.

Dari berbagai sumber

Tidak ada komentar: