Ahmad Sanusi
Nasution
Faktor iklim
sangat menentukan pertumbuhan dan produksi tanaman. Apabila tanaman ditanam di
luar daerah iklimnya, maka produktivitasnya sering kali tidak sesuai dengan
yang diharapkan.Menurut Sutarno at all (1997) Studi tentang perilaku
kejadian tiap organisme atau tumbuhan dalam hubungannya dengan
perubahan-perubahan iklim disebut dengan fenologi. Untuk faktor iklim yang
dipergunakan dalam penelitian fenologi pada umumnya adalah curah hujan hal ini
adalah karena curah hujan secara langsung atau tidak langsung penting untuk
pengaturan waktu dan ruang dalam pembentukan bunga dan buah pada tumbuhan
tropis.
Menurut Ashari (2006) sedikitnya ada 2 unsur yang
mempengaruhi hal tersebut, yaitu :
- Curah hujan dan distribusi hujan
- Tinggi tempat dari permukaan laut.
Selain unsur
iklim di atas, menurut Guslim (2007) Produksi tanaman juga dipengaruhi oleh
Radiasi Matahari dan Suhu. Pertumbuhan
tanaman dapat dipengaruhi dalam berbagai cara oleh lingkungan. Kondisi
lingkungan yang sesuai selama pertumbuhan akan merangsang tanaman untuk
berbunga dan menghasilkan benih. Kebanyakan speises tidak akan memasuki masa
reproduktif jika pertumbuhan vegetatifnya belum selesai dan belum mencapai
tahapan yang matang untuk berbunga, sehubungan dengan ini terdapat dua
rangsangan. Yang menyebabkan perubahan itu terjadi, yaitu suhu dan panjang hari
(Mugnisjah dan Setiawan, 1995).
Diwilayah
dengan empat musim, pengaruh suhu berlaku ganda. Pada waktu awal pertumbuhan
suhu harus cukup tinggi agar pertumbuhan tidak terhambat. Tetapi bagi
kebanyakan tanaman terutama tanaman tahunan, suhu sebelum perubahan fase
pertumbuhan itu terjadi sangat penting. Cekaman (stress) air yang
diikuti oleh hujan sering merangsang pembungaan tanaman tahunan tropika. Faktor
lain yang memicu pembungaan adalah panjang hari, atau panjang periode selama
setiap 24 jam. Tanaman berhari pnjang tidak akan berbunga jika ditanam di
wilayah tropika (Mugnisjah dan Setiawan,1995).
Jika bunga
telah berkembang tahap berikutnya adalah menjamin sedapat mungkin agar
penyerbukan berlangsung dengan baik. Cuaca pada saat penyerbukan adalah
penting. Umumnya serbuk sari tidak dapat tahan hidup jika hujan lebat, dan suhu
yang terlalu dapat menyebabkan penyerbukan yang jelek. Serangga terutama lebah,
tidak akan bekerja dengan baik dalam kondisi cuaca yang sangat basah.
1 Curah
Hujan .
Klasifikasi
iklim menurut scmidth dan Fergusson ada 6 yaitu :
Tabel 1.1 Tipe Iklim menurut Schmidth dan
Fergusson
No
|
Tipe Iklim
|
Jumlah
bulan basah
|
Jumlah
bulan kering
|
1
|
A-1
|
12
|
0
|
2
|
A-2
|
Kurang
dari 12
|
0
|
3
|
B-1
|
9-10
|
1-2
|
4
|
B-2
|
7-8
|
2-4
|
5
|
C
|
5-7
|
4-6
|
6
|
D
|
2-5
|
6-8
|
Kepentingan tanaman terhadap besarnya curah hujan
sudah dirasakan sejak panen. Adapun titik yang kritis adalah saat pembungaa.
Apabila saat pembungaan banyak hujan turun, maka proses pembungaan akan
terganggu. Tepung sari menjadi busuk dan tidak mempunyai viabilitas lagi.
Kepala putik dapat busuk karena kelembaban yang tinggi. Selain itu,aktivitas
serangga penyerbuk juga berkurang saat kelembaban tinggi.apabila trjadi
kerusakan pada tepung sari dan kepala puti berarti penyerbukan telah gagal. Hal
ini juga berarti bahwa pembuahan dan selanjutnya,panen, telah gagal dan harus
menunggu tahun berikutnya (Ashari 2006)
Mungkin ini karena pengaruh adaptasi tanaman. Tidak
ada jenis tanaman yang memerlukan iklim mutlak seperti pada table 1.1. Dengan
kata lain, ada penyesuaian atau adaptasi tanaman terhadap lingkungannya. Untuk
itu pada table 1.2 di bawah ini diperlihatkan contoh jenis tanaman bebuahan
yang sesuai dengan kriteria di atas.
Tabel 1.2 Tipe iklim yang dikehendaki tanaman
bebuahan
Tipe Iklim
(jumlah bulan basah)
|
Jumlah bulan kering
|
Jenis bebuahan yang sesuai
|
9,10-12,11,11-12,12
|
0
|
Gandaria,kapulasan,kemang,kesemek
|
9
8
7
6
|
3
0-3
0-4
4-5
|
Duku,durian,mundu,papaya,pisang
Rambutan
|
Lebih dari
4 bulan
|
Jambu
biji,jambu monyet,nangka pepaya.
|
2. Tinggi
Tempat dari Permukaan Laut
Tinggi
tempat dari permukaan laut menentukan suhu udara dan intensitas sinar yang
diterima oleh tanaman.Menurut Guslim (2007) Semakin tinggi suatu tempat,
semakin rendah suhu tempat tersebut. Demikian juga intensitas matahari semakin
berkurang. Suhu dan penyinaran inilah yang nantinya kan digunakan untuk
menggolongkan tanaman apa yang sesuai untuk dataran tinggi atau dataran rendah.
Ketinggian
tempat dari permukaan laut juga sangat menentukan pembungaan tanaman. Tanaman
berbuahan yang ditanam di dataran rendah berbunga lebih awal dibandingkan
dengan yang ditanam pada dataran tinggi (Ashari,2006).
3. Suhu
Suhu
berpengaruh terhadap pertumbuhan vegetatif, induksi bunga, pertumbuhan dan
differensiasi perbungaan (inflorescence), mekar bunga, munculnya serbuk
sari, pembentukan benih dan pemasakan benih. Tanaman tropis tidak memerlukan
keperluan vernalisasi sebelum rangsangan fotoperiode terhadap pembungaan
menjadi efektif. Tetapi, pengaruh suhu terhaadap induksi bunga cukup kompleks
dan bervariasi tergantung pada tanggap tanaman terhadap fotoperiode yang
berbeda. Suhu malam yang tinggi mencegah atau memperlambat pembungaan dalam
beberapa tanaman.
4. Panjang
Hari
Terdapat
tiga penggolongan tanaman yang lazim, yaitu tanaman berhari pendek (short
day),tanaman berhari panjang (long day), dan tanaman berhari netral
(day netral) (Mugnisjah dan Setiawan, 1995). Menurut Ashari (2004)
respon pembungaan tanaman terhadap lamanya penyinaran berbeda. Tanaman yang
digolongkan tanaman hari pendek (short day) adalah tanaman yang baru
berbunga apabila periode gelap lebih lama/ panjang dari kritisnya (misalnya 12
jam). Sebaliknya, tanaman hari panjang (long day) adalah golongan
tanaman yang hanya mau berbunga apabila periode gelap kurang/ dibawah dari
periode kritisnya.
Pentingnya variasi panjang hari dalam menentukan waktu
pembungaan nyata berkaitan dengan latitud; sebagai contoh, tanaman
berhari pendek yang memiliki fotoperiode kritikal lebih dari 12 jam berbunga
jauh lebih dini di latitud yang lebih tinggi daripada latitud yang rendah.
Panjang hari dilaporkan berkorelasi dengan nisbah bunga jantan/ betina dalam
tanaman berhari-pendek (Mugnisjah dan Setiawan,1995).
5. Radiasi
Matahari
Radiasi
matahari berhubungan dengan laju pertumbuhan tanaman, fotosintesis, pembukaan (reseptivitas)
bunga, dan aktivitas lebah penyerbuk. Pembukaan bunga dan aktivitas lebah
ditingkatkan oleh radiasi matahari yang cerah, wilayah yang sering berawan
berpotensi kurang untuk produksi benih. Permukaan lahan ekuator sering menerima
total radiasi yang kurang dari lahan berlatitude 10-20 mdpl (Guslim,2007).
DAFTAR
PUSTAKA
Ashari,S.1998,
Pengantar Biologi Reproduksi Tanaman, Penerbit Rineka Cipta, Jakarta
.2004, Biologi Reproduksi Tanaman
Buah-Buahan Komersial, Bayu Media, Malang, Jawa Timur.
, 2006, Meningkatkan Keunggulan
Bebuahan Tropis Indonesia, Penerbit Andi, Yogyakarta.
Guslim,2007.
Agroklimatologi,USU Press,Medan.
Hadisoesilo,S
dan Kuntadi, 2007, Kearifan Tradisional Dalam Budidaya Lebah Hutan (Apis
dorsata), Departemen Kehutanan, Badan Penelitian dan Pengembangan
Kehutanan, Pusat Penelitian dan Pengembangan Kehutanan dan Konservasi Alam,
Bogor
Hasanuddin,A.2003,
Manajemen Koloni Lebah Madu, Departemen Kehutanan, Pusat Diklat
Pendidikan dan Latihan Kehutanan,Balai latihan Kehutanan, Pematang Siantar.
Mugnisjah,W.Q.
dan Setiawan, A. 1995, Produksi Benih, Penerbit Bumi Aksara Jakarta,
bekerjasama dengan Pusat antar Universitas-Ilmu Hayat, Institut Pertanian,
Bogor.
1 komentar:
trims.....
Posting Komentar